Di Jakarta, setiap hari warganya harus menjalani kisah yang sama. Jalanan yang macet, lalu lintas yang kacau-balau, dan orang-orang yang ramai berlalu-lalang di pusat-pusat pertokoan maupun perkantoran. Itulah trademark ibu kota tercinta hingga ada yang bilang kalau Jakarta tidak pernah “mati”. Nyatanya, kelengangan di jalan-jalan raya ibu kota benar-benar terjadi di hari Lebaran.
Jalan raya di daerah Tanah Abang, Mangga Besar, Glodok, Pasar Minggu, Cacing (Cawang-Cililitan), dan Priok biasanya luar biasa macet. Demikian pula kondisi di jalan-jalan protokol, seperti Sudirman, Merdeka Barat, MH.Thamrin, Bundaran Hotel Indonesia, Bundaran Senayan, Diponegoro, Slipi, Semanggi, Jendral Ahmad Yani, Cawang, dan Cililitan. Akan tetapi semakin mendekati Lebaran, Jakarta pun semakin sepi.
Bagaimana tidak? Menjelang Hari Raya Idul Fitri begitu banyak warga Jakarta yang mudik, sebuah tradisi pulang kampung yang sejak dulu dilakukan oleh sebagian besar umat muslim Indonesia. Pada H-7 biasanya sudah banyak warga Jakarta yang bermudik ria ke kampung halaman, meski puncak arus mudik biasanya baru terjadi pada H-3.
Beberapa orang ada yang baru mudik setelah Sholat Ied di hari pertama lebaran karena menganggap bahwa saat itu arus mudik sudah lebih sepi. Selain menggunakan angkutan bus, kereta api, ataupun kapal laut, tak sedikit pemudik yang menggunakan mobil pribadi maupun sepeda motor, terutama bagi mereka yang mudik ke daerah-daerah yang tidak terlalu jauh dari Jakarta, misalnya ke Bandung, Bogor, ataupun Purwakarta.
Dengan demikian, kemacetan pun beralih dari jalan raya dan jalan tol lingkar dalam Jakarta ke jalan raya dan jalan tol luar Jakarta. Maka jangan heran, di hari pertama dan kedua Lebaran Jakarta pun menjadi lengang!
Meskipun demikian, ada beberapa titik di dalam kota Jakarta yang masih mengalami kemacetan-kemacetan kecil, seperti yang terjadi di sekitar Taman Pemakaman Umum (TPU), di sekitar pasar tumpah, dan tempat-tempat rekreasi.
Kemacetan kecil yang terjadi di daerah sekitar TPU merupakan akibat dari deretan mobil maupun sepeda motor yang parkir di luar areal TPU hingga ke badan jalan, seperti yang biasa terjadi di jalan Tanah Kusir, Casablanca, Koja, maupun Karet.
Memang, berziarah di makam sanak keluarga di hari pertama maupun hari kedua Lebaran merupakan tradisi lain yang hingga kini masih terus dijalankan. Oleh karena itulah, suasana di TPU di hari Lebaran biasanya cukup padat dan menimbulkan kemacetan-kemacetan kecil.
Tradisi yang lain adalah adanya pasar tumpah, yaitu pasar tradisional dimana para penjualnya berjualan hingga ke jalan raya, juga sering mengakibatkan kemacetan kecil saat Lebaran, sebagai contoh di pasar Sukapura, pasar Cilincing, pasar Koja, pasar Tugu Utara, dan pasar Waru.
Pasar tumpah tersebut biasanya muncul hingga hari pertama Lebaran karena pada hari kedua Lebaran hingga beberapa hari kemudian para pedagang di pasar-pasar tradisional tersebut banyak yang mudik. Keramaian pasar tumpah, terutama di hari H-1 dan hari H Lebaran juga disebabkan para pelanggan yang memborong bahan-bahan pokok karena pada jelang lebaran dan H+2 biasanya pasar-pasar belum dibuka.
Selain saling berkunjung ke rumah tetangga dan keluarga terdekat, di siang hari banyak juga warga Jakarta yang tinggal di ibu kota memilih untuk mengunjungi tempat-tempat rekreasi yang ada di Jakarta dan sekitarnya bersama keluarga.
Tempat rekreasi seperti Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang, Pantai Marunda, dan Pantai Ancol juga merupakan tempat-tempat yang cukup ramai dikunjungi saat Lebaran tiba, meski tingkat kepadatan pengunjung tidaklah sebanyak saat liburan sekolah ataupun di perayaan Tahun Baru.
Walaupun di beberapa titik terdapat kemacetan kecil, suasana Lebaran di kota Jakarta tetap terasa, khususnya di jalan-jalan utama. Selain kendaraan pribadi banyak berkurang, angkutan umum pun hanya beberapa saja yang tetap beroperasi.
Sebagian orang pun lebih memilih menggunakan taksi dibandingkan bajaj, bus ataupun angkot karena tak jarang pula banyak mobil angkot atau bajaj yang ‘diborong’ warga untuk mudik. Sedikitnya jumlah kendaraan, baik umum maupun pribadi, membuat kelengangan di kota Jakarta menjadi berkah tersendiri bagi warganya.
Lebaran Datang, Jakarta Pun Lengang