Pengelolaan sampah adalah proses yang meliputi berbagai kegiatan untuk mengelola material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia atau proses alam. Tujuan dari pengelolaan sampah adalah untuk mengurangi dampak negatif sampah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup, serta untuk memanfaatkan sumber daya dan nilai ekonomi yang terkandung dalam sampah. Pengelolaan sampah mencakup pengurangan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, pemanfaatan kembali sampah, pemilahan sampah, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pengolahan sampah, dan pemrosesan akhir sampah.
Pengelolaan Sampah di Negara Maju
Pengelolaan sampah memerlukan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat. Pengelolaan sampah yang baik dapat memberikan manfaat bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan hidup. Berikut ini contoh Pengelolaan Sampah di Negara Maju.
New York City
New York City terdiri atas Manhattan, Queen, Brooklyn, Bronz, dan Staten Island. Masing-masing kota menggunakan penanganan sampah terpadu. Kota ini memiliki departemen khusus untuk mengelola sampah bernama Sanitation Department. Petugas departemen ini mulai bekerja sejak subuh dan memiliki standar operasional tersendiri.
Pengelolaan sampah juga melibatkan pihak swasta. Sanitation Department memiliki tugas sebagai berikut.
- Mengumpulkan sampah di trotoar. Sampah-sampah ini sudah dipisah berdasarkan jenisnya, misalnya, sampah plastik dan botol sudah dibuat terpisah
- Mengangkut sampah berdasarkan jenisnya. Hari pengangkutan sampah juga berbeda, misalnya hari Senin untuk mengangkut sampah kertas, dan lain sebagainya
- Memberikan denda bagi masyarakat yang tidak memisah sampah berdasarkan jenisnya. Denda itu sebesar $100.
- Membersihkan kota, terutama dari sampah daun di musim gugur
Jepang
Penanganan sampah sudah dilakukan sejak jaman Edo. Sebenarnya pada tahun 1960-an dan 1970-an kesadaran masyarakat Jepang terhadap sampah sangat rendah. Kebangkitan Jepang tentang pengelolaan sampah terjadi karena persoalan lingkungan yang semakin pelik. Pengelolaan sampah dilakukan dengan prinsip 3R(reduce, reuse, recycle).
Rahasia sukses pengelolaan sampah di Jepang adalah tingginya perhatian masyarakat terhadap program daur ulang, adanya kontrol masyarakat terhadap orang yang tidak membuang sampah pada tempatnya serta adanya edukasi yang dilakukan sejak dini.
Contoh pengelolaan sampah yang menarik di Jepang adalah di daerah Yokohama, Kanagawa. Di pasar ikan Yokohama ikan disimpan dalam sterefoam sehingga kebersihan pasar terjaga.
Sterefoam yang digunakan adalah sumber sampah. Sampah sterefoam dikirim ke stasiun pengolahan untuk didaur ulang. Hasilnya berupa lembaran, seperti papan padat. Papan tersebut didistribusikan kembali ke sektor industri. Hasilnya juga diekspor ke luar negeri sebagai bahan bauksit berbahan sterefoam.
Di Jepang juga ada waktu tersendiri untuk membuang sampah. Di wilayah Midoriku, Yokohama, sampah yang bisa dibakar hanya dibuang pada hari Senin dan Jumat saja. Sampah yang tidak bisa dibakar dibuang pada hari Rabu. Untuk sampah aluminium dibuang pada hari Selasa minggu ke-2 dan ke-4 saja.
Singapura
Hasil pengelolaan sampah di Singapura digunakan untuk energi. Energi diolah dengan mesin insinerator dan dilakukan di lepas pantai. Penanganan sampah seperti ini dikarenakan lahan yang terbatas.
Penanganan sampah dilakukan secara efektif, walaupun harus menggunakan teknologi yang mahal dan rumit. Hal ini disebabkan TPA dianggap sebagai pemanfaatan lahan yang tidak produktif.
Swedia
Swedia dikenal memiliki manajemen yang baik dan efektif dalam pengelolaan sampah masyarakat dan rumah tangga. Kampanye daur ulang sampah di Swedia sangat gencar. Hasilnya digunakan sebagai sumber energi. Saking gencarnya Swedia sampai kekurangan sampah untuk didaur ulang sehingga harus mengimpor sampah.
Sampah diolah dengan mesin insinerator. Kemudian hasil energinya didistribusikan lewat pipa ke wilayah perumahan dan gedung komersial untuk pembangkit listrik.
Nah, menarik bukan? Pengelolaan sampah di beberapa negara maju tersebut dapat ditiru oleh Indonesia. Tentunya harus ada perhatian lebih dari pemerintah dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Sampah pun ternyata memiliki potensi ekonomi. Sekarang, tinggal tunggu saja, kapan Indonesia dapat menerapkan hal itu.
Semoga informasi tentang artikel pengelolaan sampah ini bermanfaat.