Pengertian agregat tanah adalah kesatuan partikel tanah yang melekat satu dengan lainnya lebih kuat dibandingkan dengan partikel sekitarnya. Seperti kita ketahui bahwa tanah terbentuk dari bahan organik dan bahan non-organik. Bahan organik tanah berasal dari dekomposisi organisme yang menjadi padat. Sementara bahan non-organik tanah, terbentuk dari pelapukan batu-batuan yang mengandung mineral.
Stabilitas agregat tanah merupakan indikator yang relevan sebagai prediksi awal terjadinya erosi tanah karena mencerminkan beberapa karakteristik tanah penting lainnya dan mengukur beberapa karakteristik tanah permukaan.
Struktur Tanah
Dalam pembentukannya, tanah akan membentuk lapisan-lapisan dari bawah sampai ke atas yang disebut horizon tanah. Tanah organik cenderung memiliki kandungan asam tinggi, bersifat gembur, dan cukup menyimpan air. Sementara tanah non-organik, banyak mengandung mineral yang membentuk partikel tanah. Partikel pembentuk tanah ini terdiri dari pasir, debu, dan lempung atau liat.
Struktur tanah merupakan susunan partikel-partikel tanah primer (pasir, debu, dan lempung atau liat) yang terikat satu sama lain dan membentuk agregat tanah. Agregat yang satu dengan yang lain, terdapat ruang antar agregat yang disebut porus atau pori (jamak).
Fasa tanah sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu fasa padat, fasa cair, dan fasa gas. Struktur tanah adalah karakter tanah yang terususun dari kompisisi agregat tanah dan ruang yang berada di antaragregat. Fasa cair dengan fasa gas mengisi ruang antar agregat tersebut.
Ukuran partikel-partikel tanah mempengaruhi ukuran pori-pori tanah. Tanah yang kandungan lempungnya tinggi mempunyai pori-pori tanah sempit atau kecil (micropori). Sementara tanah yang memiliki ukuran pori-pori besar, biasanya terdapat pada tanah yang memiliki kandungan pasir yang tinggi. Air cenderung akan mengalir deras pada tanah dengan kandungan pasir yang tinggi.
Sementara itu, pori-pori yang kecil lebih mampu untuk menahan air. Keberadaan kedua macam pori tanah ini penting karena micropori dibutuhkan tanah untuk menahan air, sedangkan macropori dibutuhkan untuk menahan udara. Struktur tanah akan bagus untuk perakaran bila macropori terisi udara dan micropori terisi air.
Pembentukan Agregat Tanah
Agregat tanah terbentuk akibat adanya interaksi dari butiran tunggal, liat atau lempung, oksidasi besi atau aluminium, dan bahan organik. Ikatan dari agregat tanah yang terbentuk dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped. Sementara ikatan agregat tanah yang merupakan gumpalan tanah yang terbentuk akibat pengolahan tanah, disebut clod.
Agregat tanah merupakan karakteristik tanah yang sensitif terhadap perubahan akibat pengolahan tanah. Kualitas dan kuantitas agregat tanah sangat dipengaruhi oleh pemberian bahan organik dan bagaimana tanah diolah. Retakan tanah yang terjadi dan dimantapkan oleh pengikat (sementasi), baik yang terjadi secara kimia maupun biologis, akan membentuk agregat yang baik.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan tanah, antara lain bahan induk, bahan organik tanah, tanaman, organisme tanah, waktu, dan iklim.
Kemantapan agregat sangat penting bagi tanah pertanian dan perkebunan. Agregat yang stabil akan menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Agregat dapat menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas, aerasi dan daya menahan air.
Pembentukan Agregat Tanah